My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Sabtu, 16 April 2011

Resensi Film Sang Pemimpi


Judul Film            : Laskar Pelangi
Produksi              : Miles Film & Mizan Production
Sutradara            : Riri Riza
Produser             :Mira Lesmana
Pemain                 : Cut Mini (Ibu Muslimah)
                            : Tora Sudiro
                            : Slamet Rahardjo
                            : Mathias Muchus (Orang Tua Ikal)
                            : Rieke Diah Pitaloka (Orang Tua Ikal)
                            : Alex Komang (Bapak Lintang)
                            : Jajang C. Noor
                            : Robby Tumewu                                




Film dikisahkan di akhir 70-an di sebuah pulau di dekat Sumatra, pulau Belitong, dengan kekayaan alam Timah yang kemudian menjadi eksploitasi negara kala itu. Sebuah sekolah yang kesulitan mencari siswa karena sistem pendidikan yang ‘dianggap tertinggal’ kemudian mendapat ultimatum agar mengumpulkan minimal 10 siswa agar bisa bertahan. Bagi Ibu Muslimah dan Pak Harfan bukan tugas mudah, SD Muhammadiyah memang SD Islam pertama di Belitong dengan keadaan sekolah yang sudah reyot dengan atap yang bolong dan pasti bocor jika hujan tiba. Namun globalisasi dan kebutuhan akan pendidikan modern menggeser keberadaannya menjadi sekolah yang dihindari banyak orang.

          Tersebutlah Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) yang kebudian menjadi tokoh sentral di film ini . Dengan kegigihan bersekloah walau jauh, Lintang adalah seorang anak cerdas yang dididik oleh kerasnya alam, berbekal membaca koran, majalah bekas, Lintang menjadi anak yang paling pintar di antara yang lainnya. Ikal yang selalu ingin tahu, selalu berusaha belajar, menjadikan Lintang sebagai panutan walau ia tidak terlalu menyadarinya.Sementara seorang Mahar yang (menurut saya) calon seniman dengan gaya yang flamboyan dan radio butut di lehernya adalah sosok yang membuat semua kekakuan jadi cair. sedikit romansa terdapat di kisah Ikal dan A Ling. Sehingga demi bertemu dengan A Ling, Ikal berupaya segala cara termasuk mencuri kapur2 milik sekolah agar ia ditugaskan membeli kapur .. ada2 aja boy ! hehehe
Banyak kejadian lucu yang disuarakan dengan polos dan logat melayu yang masih kental gaya 80-an. Karna kekompakan mereka sehari2, maka Bu Mus pun memberikan mereka julukan LASKAR PELANGI.
            
               Persaingan SD MUhammadiyah dengan SD PN TIMAH yang merupakan sekolah favorit dan diisi oleh kalangan berada adalah sebagian kisah dari kisah utama laskar pelangi dalam membina kekompakan. Satu yang cukup menjadi notable moments adalah ketika mereka harus bersaing
saat karnaval 17 Agustus 1979 yang diadakan oleh pihak TIMAH , belajar demi masa depan, dan ke tegaran Bu Mus dalam membimbing mereka, apalagi setelah ditingal Pak Harfan meninggal. Anak-anak ini diuji dengan berbagai macam cobaan demi kelangsungan sekolah tempat mereka menimba ilmu.

             Dari semua aktor yang tampil, ada satu aktor yang paling saya kagumi, ia kembali ke layar perak setelah lama saya tidak mendengar kabarnya, Ikranagara memberikan akting yang cukup membuat saya lebih kagum lagi kepada beliau hehehe SIP! Keren Pak!
Film ini Bagus. Jika terlalu berlebihan saya bilang Sangat Bagus. Layak Anda tonton, dan biarkan pikiran anda kembali polos, karena jika anda terlalu mengharapkan penampilan yang sempurna, dan hal teknis lainnya, saya yakin anda akan kecewa dengan film ini.
Jika anda mengharapkan penuturan yang sempurna seperti bukunya, anda akan kecewa.
Namun jika yang anda cari adalah sesuatu yang lain dari Film2 Sampah yang beredar di bioskop sekarang, maka Laskar Pelangi yang harus anda tonton ..


0 komentar:

Posting Komentar